"Unbaedah", Horor Komedi Karma bagi "Koruptor" Nasi Berkat

 


Sesudah euforia "Tilik", film-film pendek yang lain juga banyak mendapatkan sasaran warganet. Ditambah lagi, bila menempatkan figur pemeran bu Tejo alias Siti Fauziah yang sedang hits. Salah satunya film pendek yang 'kecipratan' hits dikarenakan bu Tejo ialah "Unbaedah".

Teknik Pukulan Mematikan Ayam Bangkok

Film dengan jenis seram humor ini berdurasi 15 menitan. Ceritanya berlatar dalam suatu desa di Yogyakarta.


"Unbaedah" fokus pada figur Baedah (Siti Fauziah). Dia ibu satu anak yang diketahui 'tuman' ambil nasi karena atau nasi hajatan lebih dari porsi yang semestinya. Terkadang dia ambil sampai tiga bagian. Perilakunya ini jadi bahan perkataan tetangganya tetapi dia tidak malu.


Baedah diketahui senang bawa nasi karena lebih satu (sumber: Youtube/KPK RI) Satu saat pada bulan Ramadan, Baedah mendapatkan undangan tahlilan dari tetangganya. Saat diminta tolong mengedarkan nasi karena pada tamu undangan, dia justru 'menilep' lebih dari porsinya. Walau sebenarnya waktu itu bagian nasi berkatnya ngepas. Akhirnya ada satu tetangganya, Mardiyah, yang tidak kebagian.


Tetapi kesempatan ini Baedah mendapatkan hukumannya. Dia mendapatkan masalah supranatural yang membuat ketakutan. Apa hukuman itu dapat membuat Baedah kapok ambil nasi karena yang bukan haknya?


Siti Fauziah Kembali lagi Sukses Buat Pemirsa Gemas


Di film "Tilik", Siti Fauziah berhasil bikin pemirsa berasa gemas dengan kritikan-sindirannya, mimik mukanya, dan gerakan badannya. Dia jadi tokoh yang menarik perhatian dalam film pendek berlatar wilayah Bantul itu.


Hal yang juga sama dalam film "Unbaedah". Dalam film ini dia jadi figur istri serta ibu yang cerewet. Dia dikenal juga semaunya sebab ambil porsi nasi karena lebih dari haknya. Langkah dia bicara, dialog-dialognya, dan gerakan badannya sama mengesalkan serta menggemaskannya.


Saya ketawa terpingkal-pingkal di beberapa adegan sebab topik dalam film ini dekat sama sehari-harinya. Berkatan atau hajatan memang seringkali diselenggarakan di kampung-kampung, dari mulai tahlilan, khitanan, mendekati pergi naik haji, pindahan, sukuran, serta ada banyak lagi. Umumnya tamu undangan mendapatkan oleh-oleh berbentuk nasi karena dalam dus, besek, serta wadah yang lain.


Seperti dalam film "Unbaedah", terkadang memang benar ada yang nakal seperti Baedah, tetapi umumnya benar-benar jarang ada. Lazimnya yang bisa dobel itu saudara serta beberapa pihak yang menolong tuan-rumah.


Dalam film pendek garapan Iqbal Ariefurrahman, dialognya memakai bahasa Jawa ngoko dengan terjemahan bahasa Indonesia. Dialognya alamiah serta berasa menggelitik.


Adegan horornya menghiasi sepertiga paling akhir film. Horornya cukup menakutkan serta membuat tegang, sekaligus juga kocak.


Ceritanya cukup menarik cuma penyinarannya kurang. Memang sich adegannya banyak malam hari tetapi adegan di dalam rumah tetangga juga berasa minim sinar.


Oh ya "Unbaedah" ini sebetulnya sudah dikeluarkan 30 Desember 2019. Dia masuk untuk film favorite dalam Festival Film Pendek Antikorupsi 2019 yang diselenggarakan KPK. Sebab keberhasilan "Tilik" karena itu film ini juga selanjutnya banyak juga dilihat warganet. Sampai sekarang ini telah lebih dari 600 ribu kali film pendek ini dilihat.

Postingan populer dari blog ini

Mona Foma has actually gone back to Launceston. As constantly, the celebration

The earliest documented instances of piracy were in the 14th century BC,

Russian star as well as supervisor will certainly Introduce Movie very initial film created in Area